Google
 

Kita Bersama.......Berusaha....... Menuju....... Kemurnian......Dalam Kedamaian

Friday, April 11, 2008

Tamggapan Komentar 1

Tanggapan komentar ,April 2, 2008 3:36 PM

semangat tanpa kemampuan hanyalah mencelakakan diri sendiri.
kalo anda mengajak berjamaah dengan "imam" itu kan golongan anda, jangan menagatas namakan islam dech. pa lagi kalo buntutnya ke NII, perampok kelas teri.
saya berani bersaksi bahwa para Ulama yang t'lah menerjemahkan -makna- Al-Qur'an lebih ikhlas dan diberi taufiq-hidayah, jauh lebih pintar secara ilmiah dan amaliah dari pada kita yg cuma bisa ngomong.
hadapi kenyataan hidup aja dech men...

Maka forumqhita menanggapi sbb:

semangat tanpa kemampuan hanyalah mencelakakan diri sendiri.

Qhita bersangka baik (khusnudhon billah / positif thinking) bahwa siapapun yang mau bersungguh-sungguh,jalan kemudahan akan terbuka lebar. Kemampuan adalah pemberian Alloh SWT, laa khaula wa laa quwwata illa billah, tidak ada daya dan kekuatan /kemampuan kecuali dengan ijinNYA.

Banyak firman Alloh SWT dalam al-Qur’an yang menjelaskan bahwa kemudahan / kemampuan itu akan Alloh berikan kepada hambanya yang mau bersungguh-sungguh.

QS.Al-Qomar(54);17, 22, 32 “ Dan niscaya sungguh telah Kami (Alloh) mudahkan al-Qur’an sebagai peringatan (pelajaran) , maka adakah orang yang mau mengambil peringatan (pelajaran)? .

Coba bayangkan , Alloh SWT sudah menawarkan sampai 3 kali dalam surah yang sama.

Ada lagi pada QS.Alam Nasyroh(94):5, 6, “ Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesunggunya beserta kesulitan ada kemudahan” .

Setelah kita bersusah payah menembus kesulitan, barulah lorong menuju kemudahan dapat kita jumpai. Tapi kalau tidak mau melakukan, maka selama itu pula kesulitan masih menghadang kita.

QS.Al’Ankabut (29) :69 “ Dan orang-orang yang mempersungguh di dalam (jalan) Kami, maka sungguh akan Kami tunjukkan ke jalan Ku, dan sesungguhnya Alloh beserta orang yang berbuat baik”

Sesuatu yang sepertinya sulit, setelah dijalani ternyat bisa menjadi mudah, ya itulah agama, yang paling penting adalah “tahu caranya dan ketemu jalannya” semua ada ilmunya.

Sebab kalau agama itu sulit , hanya orang yang punya intelektualitas tinggi, sampai tidak bisa dipelajari oleh orang umu, maka akan banyak manusia yang sia-sia amalnya. Sedangkan Alloh SWT Maha Baik tidak akan men-sia-siakan perbuatan baik seorang hamba.

Dan menurut pengamatan, sampai sekarang ini tidak ada orang yang celaka hanya gara-gara karena kurang mampu mempelajari agama tetapi baru punya semangat saja.

Bukan begitu, jadi Bpk, Ibu, Saudara-saudara jangan takut untuk bersemangat dalam mempelajari agama, semoga Alloh melindungi, menolong orang yang bersemangat berbuat kebaikan, membimbing, dan menunjukkan ke jalanNYA. Amin

kalo anda mengajak berjamaah dengan "imam" itu kan golongan anda, jangan mengatas namakan islam dech.

Qhita butuh waktu yang relative luas untuk menerangkan masalah ini, karena perangkat dalilnya saling berhubungan satu sama lainnya. Lihat Doa Anak Solih, namun singkatnya bahwa justru Islam itu asalnya ya satu, sebagaimana Islam pada masa Rosululloh SAW, masa Kholifatul arba’ (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali) , pada masa itu Islam ya satu, berbentuk jamaah ( bersatu, terpimpin, terkoordinir).

Ini masalah syariat agama sebagaimana yang Alloh wasiatkan kepada rosul–rosul sebelum Rosululloh Muhammad SAW. Yaitu agar menetapi agama dan jangan berpecah-belah (tidak mau berjamaah).

pa lagi kalo buntutnya ke NII, perampok kelas teri.

Semenjak merancang konsep forumqhita sampai detik ini (saat Saudara membaca ini), tidak ada terbesit sedikitpun dalam pikiran qhita seperti yang Saudara sangka.

Qhita merupakan masyarakat yang menjadi sebagian aset bangsa, yang cinta tanah air bumi pertiwi, selalu mendapat nasihat /arahan agar kita sebagai warga Negara Republik Indonesia supaya selalu tunduk dan patuh kepada pemerintah yang sah berdasar Pancasila dan UUD 1945 dan berbudi yang luhur agar menjadi warga Negara yang baik. Kita dukung keutuhan NKRI.

Tapi qhita memaklumi kekawatiran Saudara, maklum mungkin berkaitan dengan trauma lama dengan NII, DI, TII, yang mungkin mempunyai persepsi bahwa untuk menegakkan syariat Islam harus dengan lebih dulu mengganti dasar negara menjadi Negara Islam dsb. Sayang mereka mantafsirkan Islam dari aspek (sudut pandang) yang sempit. Islam ini mulya, luhur janganlah disalahgunakan untuk kepentingan sesaat (duniawi) merebut kekuasaan / politik.

Hari gini ngomongin NII, enggak la yaw.

saya berani bersaksi bahwa para Ulama yang t'lah menerjemahkan -makna- Al-Qur'an lebih ikhlas dan diberi taufiq-hidayah,

Kata ikhlas itu kan berasal dari bahasa Arab , perubahan bentuk dari fi’il madhi ‘kholasho’ artinya murni, memurnikan.

Kalau murni ya bertarti apa adanya tidak ditambah, tidak dikurangi. Lha kalau sepotong kata saja artinya tidak disebutkan ya otomatis pengertiannya juga kurang sempurna, karena orang rata-rata hanya membaca terjemahannya saja tanpa menelusuri makna kata demi kata.

Ini belum menjangkau urusan tafsir (keterangan), sebab bagaimana kita bisa menafsirkan kalau ada penggalan kata yang justru mustahak/penting , malah hilang.

Maaf, sekali lagi Saudara amati baik-baik paparan arti kata demi kata pada S.Ali Imron 103 tersebut. Bedakan antara yang atas dan bawah ,silahkan buka Al-Qur’an dan Terjemahan milik Saudara, siapa tahu punya saya sendiri yang berbeda karena salah cetak, bagiamana??

Semoga Bapak-bapak Ulama yang dulu ikut menerjemahkan bisa ikut memberikan tabyin / klarifikasi mengenai masalah ini, supaya hati qhita plong tentang apa masalah yang sebenarnya terjadi pada waktu itu.

jauh lebih pintar secara ilmiah dan amaliah dari pada kita

Semua manusia sama kedudukannya di hadapan Alloh, sama-sama kita diberi akal, mata, telinga, perasaan, kita semua punya peluang untuk ikut berpartisipasi memberikan sumbangan pikiran yang berguna. “sebaik-baik kamu sekalian adalah yang (paling) bermanfaat orang lain”. Kebebasan berpendapat dijamin Undang-undang, ya kebebasan yang bertanggung jawab, terutama secara moral di hadapan Alloh.

yg cuma bisa ngomong.
hadapi kenyataan hidup aja dech men...

Ya Saudara betul sekali, Ilmu agama tidak baik hanya untuk bahan perdebatan, slogan, moto, justru dosa besar di hadapan Alloh apabila kamu berkata pada apa yang tidak kamu kerjakan (QS.Shof (61);3.

Harapan forumqhita suatu saat nanti bisa kita sampaikan beberapa hal yang bisa diamalkan secara konkrit.

Semoga



No comments: