Google
 

Kita Bersama.......Berusaha....... Menuju....... Kemurnian......Dalam Kedamaian

Monday, March 31, 2008

Permasalahan Al-Qur,an dan Terjemahnya Versi DEPAG RI


Dalil 3 : Al-Qur'n Surat Ali Imron (3) ;103


Saya membuka Kitab Suci Al-Qur’an milik saya sendiri yang sewaktu membeli memang tidak ada terjemahan, kemudian saya pelajari dengan dimaknai satu kata demi kata ditulis dibawahnya , sebagaimana terdapat pada gambar di atas.

Bacaan ayat (Arabnya) kalau dibaca berbunyi: “wa’ tashimuu bi khab’ lillaahi jamii’aa wa laa tafar roquu”…al-ayat*)

*) Al-ayah maksudnya masih ada ayat kelanjutannya.


Arti secara urutan kata demi kata menurut metode forumqhita sbb: Dan berpeganglah (berpegang teguhlah) kamu semuanya kepada tali (agama ) Alloh dengan cara berjamaah, dan janganlah kamu bercerai-berai (berpecah-belah)” Perhatikan dalil bagian atas.


Mungkin timbul pertanyaan mengapa forumqhita hanya membahas satu potong ayat saja tidak utuh, apakah tidak namanya merusak arti /maksud ayat secara keseluruhan?


Sebagaimana kita ketahui bahwa mendalami dasar ilmu agama dengan meneliti satu ayat demi ayat itu satu sama lain saling berhubungan secara terpadu/utuh, yang tentu saja memerlukan waktu dan ruang yang luas, namun kita bisa saja berhenti sejenak pada suatu komah, karena terbatasnya ruang dan waktu.

Potongan ayat yang kita bahas ini mungkin tidak ada sepertiga dari panjang keseluruhan ayat 103 Surat Ali Imron, tetapi sudah mempunyai pengertian tersendiri, jadi boleh saja kita berhenti di sini. InsyaAlloh waktu yang lain bisa kita lanjutkan, semoga.


Sekarang kita buka Kitab Al-Quran dan Terjemahnya.


Saya membuka 2 (dua) Kitab Al-Quran dan Terjemahnya.


Yang pertama adalah Al-Quran dan Terjemahnya yang diterbitan oleh PT.Karya Toha Putra (tetapi di bagian dalam sampul belakang) tertera CV. Toha Putra Jl.Kauman 16 Semarang.

Yang kedua yaitu Al-Quran dan Terjemahnya yang dilegalisasi oleh ‘Yang Mulia Syeikh.Saleh ibn ‘Abdul ‘Azaz ibn Muhammad Al Syeikh. Menteri Agama, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan Islam.Penaung Umum Al-Mujamma’ (Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd) Saudi Arabia. Kitab Terjemahan ini kemudian di bagikan kembali sebagai hadiah bagi Bpk, Ibu, Saudara kita (Indonesia) yang melaksanakan ibadah haji. Bagaiman dengan jamaah haji dari Malaysia, apakah juga diberi hadiah serupa, karena sama-sama rumpun Bahasa Melayu.


Dari dua buah Al-Qur’an tersebut kalau kita bandingkan ternyata kata pengantar, muqadimah dan isinya persis sama.

Saya tidak tahu persis mana yang lebih dulu ada? Karena saya belum mengetahui bukti secara otentik. Apakah PT.Karya Toha Putra Semarang yang meminjam master dan minta ijin cetak ulang ke Arab Saudi ?


Atau Yang Mulia Syeikh.Saleh ibn ‘Abdul ‘Aziz ibn Muhammad Al Syeikh selaku Menteri Agama, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan , Juga Penaung Umum Al-Mujamma’/Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, yang meminjam master dan minta ijin cetak ulang ke Indonesia , wa Allohu a’lam?.


Kita tidak akan membahas masalah itu, tapi forumqhita akan membahas isinya.


Kalau diamati lebih lanjut ternyata yang membedakan , pada Al-Quran dan Terjemahnya dari Saudi Arabia , terdapat KATA SAMBUTAN dalam bahasa Arab juga terjemahnya dalam bhs Indonesia , sedangkan yang diterbitan oleh PT.Karya Toha Putra terdapat Sambutan Menteri Agama RI. Lihat Sambutan Menteri Agama


Satu lagi yang membedakan adalah pada halaman “tanda tashih”.


Tanda tashih adalah lembaran yang membuktikan bahwa hasil penerjemahan/penafsiran oleh “dewan penerjemah” yang beranggotakan 10 orang (yang tertera pada kata pengantar), sudah diakui sah atau sohih atau betul-betul valid oleh LAJNAH PENTASKHIH MUSKHAF AL-QUR’AN.


Team ini terdiri seorang ketua dan seorang sektretaris dan beranggotakan 17 orang dan ditandantangani di Jakarta pada 15 Desember 1997 untuk Al-Qur’an dan Terjemahnya versi cetakan PT.Karya Toha Putra Semarang.


Sedangkan untuk Al-Qur’an dan Terjemahnya versi cetakan dari Saudi Arabia team Lajnah Pentashih Muskhaf Al-Qur’an terdiri seorang ketua dan seorang sektretaris dan beranggotakan 13 orang, ditandantangani di Jakarta pada 26 Maret 1990.

Karena isinya sama, maka dalam pembahasan di forumqhita ini sebut saja Al-Quran dan Terjemahnya versi DEPAG.


Pembahasan:

Pada hal.93 Surat Ali Imron (3) ayat 103 , terjemahan versi DEPAG maka terjemahan satu ayat secara keseluruhan sbb:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali(agama) Alloh, dan janganlah kamu bercerai-berai”.


Kalau artinya masing-masing suku kata kita pasangkan kembali kepada bhs Arabnya akhirnya menjadi dalil sebagaimana yang bagian bawah.


Nah, secara mudah begitu jelas terlihat bahwa arti potongan ayat “jamii’aa” menurut arti kata demi kata versi forumqhita yang artinya “dengan cara berjamaah” (dalil bagian atas), ternyata tidak ada artinya pada terjemahan versi Depag RI (dalil bagian bawah).


Sampai disini, saya (publisher) mengajukan ada 2 hipotesis (dugaan sementara yang perlu dicari kebenarannya dengan penelitian secara ilmiah lebih lanjut).


1.Hipotesis pertama :”Apakah karena memang terlewati dengan tidak sengaja?”


Kalau kita kembali mengamati pada Kata Pengantar Yayasan Penyelenggara Penerjemah / Pentafsir Al Qur’an yang diketuai oleh Prof.R.H.A.Soenardjo, SH dan ditandatangani di Jakarta, 1 Maret 1971, maka ada 10 (sepuluh) anggota dewan penerjemah, antara lain:


  1. Prof.T.M.Hasbi Ashshidiqi.(alm)

  2. Prof.H.Bustami A.Gani

  3. Prof.H.Muchtar Jahya

  4. Prof.H.M.Toha Jahya Omar.(alm)

  5. Dr.H.A.Mukti Ali

  6. Drs.Kamal Muchtar

  7. H.Gazali Thaib.(alm)

  8. K.H.A.Musaddad

  9. K.H.Ali Maksum.(alm)

  10. Drs.Busjairi Madjidi

Beliau-beliau inilah yang telah turut berjasa dalam melaksanakan tugas menterjemahkan Kitab Al Qur’an ke dalam bahasa Indonesia selama 8 tahun.

Lihat Kata Pengantar selengkapnya


Kita tidak meragukan lagi kemampuan mereka dalam disiplin keilmuan dalam konteks menterjemahkan al-Qur’an ke dalam bhs Indonesia. Namun juga sulit rasanya dipercaya kalau saja sampai ada satu potong kata bhs Arab bagian dari ayat yang terlewat tidak diterjemahkan. Karena beliau sudah meneliti selama 8 tahun.


Terlebih dalam Kata Pengantar disebutkan bahwa Al-Quran dan Terjemahnya ini isinya sama saja dengan jilid kesatu, kedua dan ketiga ditambah perbaikan-perbaikan terhadap beberapa kekeliruan-kekeliruan yang dijumpai.


Ironisnya, pada Kata Sambutan Al-Quran dan Terjemahnya yang dari Saudi Arabia juga disebutkan “ telah disahkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia dan telah diteliti oleh Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd.


Kenyataan yang sulit dipercaya !!


Ya, karena Arab Saudi yang nota bene sebagai pusat dan asal usul agama Islam juga meluluskan terjemahan yang terdapat kesalahan besar.


Tapi kalau memang benar-benar terlewati, di satu sisi mereka juga manusia yang dimaklumi mempunyai khilaf / kekurangan, benarkah demikian? Bagaimana pendapat sidang pembaca forumqhita yang saya hormati?


Semudah inikah terjadi kekeliruan dalam proses penterjemahan Kitab Suci yang dipakai sebagai acuan pedoman hidup, jalan keselamatan kaum muslim bangsa Indonesia?


2.Hipoteses kedua : “Apakah sengaja dilewati/disembunyikan artinya ?”


Apakah karena factor tertentu, sehingga terpaksa pihak Penyelenggara Penterjemah menyembunyikan arti kata ‘jamii’aa” yang maksudnya “dengan cara berjamaah”.


Kalau benar beliau-beliau dengan sengaja menyembunyikan arti tersebut, maka akibat apa yang akan mereka tanggung ?.


Maksud “jamii’aa” sebenarnya adalah dengan cara berjamaah, (silahkan konfirmasi ke pakar-pakar nahwu sharaf / tata bahasa Arab, kalau saya dianggap salah). Untuk menjelaskan maksud secara total, utuh jelas tidak mungkin dipaparkan di sini, tetapi paling tidak bisa diberikan gambaran sebagaimana “berjamaah” nya orang yang mengerjakan solat.


Solat berjamah yaitu mengerjakan suatu kegiatan solat secara bersama dengan dipimpin oleh pimpinan (imam dalam solat). Meskipun hanya dua orang juga sudah berarti berjamaah, yaitu ada imam dan ada makmum. Gerakan makmum mengikuti gerakan imam.


Berjamaah bukan hanya dalam arti berkumpul, bersama-sama, karena meskipun ada 10 orang bersama-sama solat di masjid, tetapi kalau tak ada imam (pemimpin) yang mengimami solat dan diikuti makmum, maka tetap saja bukan namanya solat berjamaah.

Berpegangan /berpegang teguh dalam menetapi Islam dengan berjamah dan jangan bercerai-berai (berpecah belah).


Semakin jelas dengan adanya kalimat berikutnya yaitu agar jangan berpecah belah”.


Kalau beliau-beliau sengaja menyembunyikan arti “jamii’aa” apa maksudnya?


Mulai Maret 1971 sampai sekarang Maret 2008, berarti sudah 37 tahun terjamah Alqur,an tetap bigitu adanya.

Berarti selama itu pula orang yang belajar mendalami / mengkaji ilmu agama dengan hanya dengan “membaca-baca sendiri” tidak akan faham maksud yang sebenarnya ayat 103 S.Ali Imron tersebut.


Meskipun yang dibaca adalah Kitab Suci Al-Qur’an tetapi kalau mendalaminya tanpa pendamping / bimbingan langsung dari yang benar-benar memahami, ya begini akibatnya, siapa yang bertanggungjawab?


Apapun metode penelitian nanti yang akan dilaksanakan (siapa yang peduli), maka kesimpulan sementara bahwa :


Al-Quran dan Terjemahnya versi DEPAG RI “ Bermasalah”


Ya, bermasalah, karena Beliau-beliau Bapak-bapak Penerjemah dan penafsir Al-Qur’an yang sudah dipercaya selama puluhan tahun, Kitab Al-Qur’an dan Terjemahnya dipakai acuan oreh ratusan, bahkan ribuan ulama, kiyai, mubaligh, ustaz juga lembaga pengajaran /(tarbiyah) Islam di Indonesia seperti pondok pesantren, madrasah, mulai ibtida’iah, tsanawiah, aliyah bahkan mungkin juga Universitas Islam Negeri (dulu IAIN), ternyata terdapat kesalahan dan saya menilai VATAL !!!.


Masih akan saya tambahkan di sini satu lagi Al-Qu'an dan Terjemahnya dalam Bahasa Inggris, saya pinjam dari adik saya yang beberapa kali pergi pulang kerja di kapal pesiar Amerika.


Pada halaman depan tertulis “ The Qur’an , Text, Translation and Comentary” by Abdullah Yusuf Ali. Bagian dalamnya penjelasan publisher “ Published by Tahrike Tarsile Qur’an, Inc. Publisher and Distributors of the Holy Qur’an 80-08 51st Avenue Elmhurst, New York 11373.


Menurut Tahrike Tarsile Qur’an, Inc versi Abdullah Yusuf Ali terjemahnya Surat Ali Imron (3);103 tersebut sebagai berikut : “ And hold fast, All together, by the rope (429) Which God (stretch out for you), and be not divided among yourselves,”



Pada bagian foot note dijelaskan :

429. The simile is that of people struggling in deep water, to whom a benevolent Providence stretches out a strong and unbreakable rope of rescue. If all hold fast to it together, their mutual support adds to the chance of their safety.



Melihat isinya juga tidak ada perbedaan yang signifikan, tetapi sudah mendekati kepada keutuhan makna karena ada "all together" = bersama-sama semuanya.

Meskipun sebenarnya makna "jamii'aa" itu tidak sekedar bersama-sama tetapi ada aspek kepemimpinan sebagaimana penjelasan solat di atas.

Tetapi Al-Qur'an dan Terjemahnya berbahasa Inggris versi Abdullah Yusuf Ali sedikit lebih baik dibanding versi DEPAG RI.


Bagaimana tanggapan rekan mahasiswa UIN (Universitas Islam Negeri)? PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an)?


Kalau betul begitu , subkhaanalloh !! Maha Suci Alloh,


Kemudian bagaimana sikap kita?


Saya , publisher (sebutan orang yang mempublikasikan), sama sekali tidak bermaksud mamancing polemik, membikin sensasi, apalagi memprofokasi, tetapi inilah apa yang menurut hemat saya perlu diutarakan. Sumbangan pemikiran untuk kembali menjaga kemurnian Kitabillah sebagai acuan, way of life, pedoman hidup menuju keselamatan dunia wal akhirat.


Insyaalloh saya niat karena Alloh SWT, ingin berbuat sesuatu kebaikan melalui pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki.


Saya tidak mengatasnamakan golongan, organisasi atau apapun, tetapi bertanggungjawab atas nama pribadi secara moral dihadapan Alloh SWT.


Untuk itu saya mohon kita semua bertindak secara arif dan bijaksana mensikapi masalah ini, bahu membahu , bertukar pikiran, mungkin ada lembaga yang akan menindaklanjuti temuan ini.


Atau sudah sama-sama dimaklumi tetapi diam saja / pura-pura tidak tahu.


Rekan-rekan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri , juga Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) atau apapun lembaga pendidikan, kiranya temuan ini mungkin bisa menjadi bahan penelitian yang menarik guna penyusunan tesis/tugas akhir.


Masalah ini adalah bidang Saudara-saudara (terutama) karena Saudara tentu mempunyai perangkat intelektualitas keagamaan dan memang bidang pemikirannya.


Kalau diperlukan insyaAlloh saya siap membantu sebatas kemampuan saya.

Beberapa saran saya, mungkin dilakukan konfirmasi kepada anggota penerjemah/penafsir Al-Qur’an , kemudian ditanyakan apa yang terjadi sebenarnya pada masa itu.


Hal itu kalau memungkinkan, kalau diantara beliau-beliau (maaf) masih hidup.

Kemudian setelah terbukti di mana letak kesalahannya, maka segera memohon ke DEPAG RI untuk mengadakan pengkajian ulang dan penelitian kembali terhadap semua Terjemah ayat-ayat yang lain dalan satu Al-Qur'an, dengan cara yang lebih akurat, jangan sampai terjadi kesalahan lagi.


InsyaAlloh kalau dipersungguh tidak sampai satu tahun, selesai.


Barulah dicetak ulang memalui penerbit yang mendapat kepercayaan


Tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita prihatin terhadap nasib Kitab Suci kita ini, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga kemurnian arti, pengertian serta kemurnian dalam amalan.


Namun juga saya mohon maaf apabila karena publikasi temuan ini, kemudian ada pihak-pihak yang tersinggung, tidak berkenan.


Semoga usaha kita di forumqhita mendapatkan manfaat dan bimbingan, pertolongan dan ridho Alloh SWT demi mengembalikan kemurnian Kitab Suci Al-qur’an yang akan kita tinggalkan untuk generasi bangsa Indonesia selanjutnya.


Amin !!



Hari Wuryanto

Ta’mir Majlis Ta’lim Al Jami’in Dsn.Pringwulung, Ds.Kradenan, Kec.Srumbung, Kab.Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.

E-mail ; hari_w67@yahoo.com

niriantoro@yahoo.com

Http://www.forumqhita.blogspot.com

Hp.: 081904129167

Kunjungi Kursus Gratis Makna Al-Quran al-Hadis, Mencari Arti Hidup

di www.binanurani.com


E-mail : binanurani@yahoo.com


1 comment:

um412 said...

Afwan, mungkin ana salah, tetapi tidak ada salah jika ana menuliskan yang ana tahu:
setahu ana, kata jami'a dalam surat ini berarti semua, dan sudah disebutkan

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah.....

Tafsir jalalain:
103. (Berpegang teguhlah kamu dengan tali Allah) maksudnya agama-Nya (kesemuanya dan janganlah kamu berpecah-belah) setelah menganut Islam (serta ingatlah nikmat Allah) yakni karunia-Nya (kepadamu) hai golongan Aus dan Khazraj (ketika kamu) yakni sebelum Islam (bermusuh-musuhan, maka dirukunkan-Nya) artinya dihimpun-Nya (di antara hatimu) melalui Islam (lalu jadilah kamu berkat nikmat-Nya bersaudara) dalam agama dan pemerintahan (padahal kamu telah berada dipinggir jurang neraka) sehingga tak ada lagi pilihan lain bagi kamu kecuali terjerumus ke dalamnya dan mati dalam kekafiran (lalu diselamatkan-Nya kamu daripadanya) melalui iman kalian. (Demikianlah) sebagaimana telah disebutkan-Nya tadi (Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya supaya kamu beroleh petunjuk).