Google
 

Kita Bersama.......Berusaha....... Menuju....... Kemurnian......Dalam Kedamaian

Wednesday, November 5, 2008

Mudik Lebaran 1429 H


Jika Anda memilih mudik menggunakan kendaraan pribadi, sangat bijaksana untuk mempersiapkan segalanya, termasuk kendaraan yang akan digunakan.

Kondisi Kendaraan

Sangat bijaksana jika melakukan persiapan total kendaraan yang akan digunakan mudik bersama keluarga. Periksa kondisi keseluruhan kendaraan, mulai dari mesin, rem, ban, kopling, lampu, busi, dan -lainlainnya, apakah masih layak digunakan untuk melakukan perjalanan jauh. Idealnya, dua minggu sebelum mudik memeriksa kondisi kendaraan. Lakukan pengecekan di bengkel dan pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Bila ada yang kurang beres masih bisa diperbaiki ulang sebelum perjalanan panjang.

Periksa kondisi mobil dan servis ke bengkel langganan. Tune-up komplet, meliputi rem, ban, wiper, radiator, tali kipas/AC, aki, dan lain-lain. Jangan lupa membawa perlengkapan mobil (tools kit), dongkrak, tali derek, ban serep, kotak P3K, segitiga pengaman, kunci roda, dan senter.

Agar perjalanan mudik aman dan nyaman, tidak ada salahnya mengecek tekanan angin ban kendaraan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Belilah alat pengukur tekanan ban yang baik. Ukurlah tekanan tiap ban secara berkala setiap bulan. Pertahankan tekanan angin sesuai rekomendasi pabrik pembuat mobil. Pengguna sering salah kaprah, menggunakan patokan tekanan angin ban maksimal seperti tertera di dinding ban. Tekanan angin ban bervariasi sesuai temperatur udara. Biasanya terjadi perubahan 1-2 Psi setiap perubahan 10° Celsius. Jadi, jika lupa kapan terakhir kali mengecek tekanan angin ban, sebaiknya segera mengecek kembali.

Sumber arsticle : www.vhrmedia.com/vhr-news/bingkai,Mudik-Aman-...

Tuesday, October 14, 2008

Peran Doa Anak Sholih Terhadap Nasib Orang Tua

Oleh: Hari Wuryanto, SPd
Sabda Rosululloh SAW menurut Abu Ghuroiroh dalam Sunan Abu Dawud no. hadis 2880 bahwa ketika seseorang meninggalkan dunia/wafat, maka putuslah amalannya kecuali 3 perkara, antara lain sodakoh jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendoakan, lalu bagaimana kedudukan hadis tersebut, serta seberapa besar peranannya terhadap nasib orang yang sudah meninggal dunia?
Ilmu (dasar hukum) agama Islam yang terdiri dari kurang lebih 6237 ayat al-Quran dan belasan ribu lebih matan/conten /isi hadis, pada dasarnya semua membentuk pengertian yang menyeluruh sebagaimana satu bangunan raksasa.
Satu atau beberapa ayat dalam satu surat pada kenyataannya dapat berhubungan dalam satu rangkaian tafsir/pengertian secara berkelanjutan, dengan satu ayat atau beberapa ayat yang lain dalam surat yang sama atau pada surat yang lain.
Demikian pula halnya tafsirannya bisa tersebar di berbagai imamul hadis, yang terkenal dengan Kutubusitah, yaitu enam kitab hadis paling sohih yang sudah diakui ulama Islam se dunia, diantaranya :Sohih Bukhori, Sohih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Nasai, Sunan Ibnu Madjah, Sunan Tirmidzi.
Selain enam kitab hadis yang sudah termashur tersebut, masih ada lagi puluhan kitab yang sering juga dipakai rujukan/acuan dalam pengambilan dalil / hujah sumber hukum antara lain : Sunan Darimi, Sunan Dailami, Tobroni, ad-Daru Qutni, Sunan Ahmad, Baihaqi, al-Khoroiti, Ibnu Abdil Bari dll.
Meskipun letaknya terpisah-pisah namun pada dasarnya semua saling berkaitan satu sama lain, saling menjelaskan sehingga terbentuklah pengertian yang utuh,total.
Ibaratnya satu rumah yang besar, meskipun tersusun dari puluhan, ratusan bahkan ribuan material, namun semuanya saling terkait, satu bagian dengan bagian yang lain saling mendukung secara integral / terpadu, menyempurnakan menjadi bangunan yang kokoh.
Mendalami ilmu agama Islam ibarat mengamati dan mencermati bagian demi bagian material, memerlukan waktu yang relatif lama secara berkesinambungan, makin lama makin jelas mendapat gambaran pengertian yang global.
Mengandalkan dengan mempunyai satu, dua atau beberapa material saja secara terpisah, maka tentu belumlah cukup untuk memperoleh gambaran secara utuh tentang tema yang dimaksud, seperti orang mau membangun rumah hanya dengan satu, dua atau tiga materi tentu belum cukup memperoleh manfaat / fungsi sebagaimana tujuan membuat rumah.
Demikian pula halnya mendalami satu ayat atau hadis secara terpisah kadang belum tentu langsung mendapatkan pengertian secara keseluruhan dari maksud yang terkandung didalamnya, karena kelanjutannya atau tafsirnya berada tersebar di beberapa ayat atau hadis yang lain.
Lebih jauh lagi, mengutip pernyataan Bapak Wakil Presiden H M Yusuf Kalla pada home page detik.com, Kumpulan Liputan Media Rakernas LDII Jakarta 6-8 Maret 2007 hal.29 berjudul" Salah Paham Agama Karena Pemahaman Tidak Utuh". Dijelaskan bahwa: "Pemahaman yang tidak utuh mengenai syariat Islam di internal umat Islam, merupakan penyebab salah paham kalangan non muslim terhadap ajaran Islam. Menjadi tugas para pendakwah menyelesaikan masalah ini".
Hal ini disampaikan Wakil Presiden HM Yusuf Kalla dalam dialog dengan Dewan Pengurus LDII di kediaman resmi Wapres Jl.Diponegoro No.2 Jakarta, Jumat (9/3/2007).
Kesungguhan, ketelitian serta ketekunan secara berkesinambungan dalam mendalami agama Islam dengan mengkaji makna dan pengertian dari ayat per ayat al-quran atau butiran demi butiran hadis, melalui arti kata demi kata serta menyimpan pengertian - pengertian yang diperolehnya dalam memori ingatan kita, maka dengan sendirinya kita akan kaya dengan kazanah, wawasan ilmu agama yang semakin lama semakin luas, sehingga akan terbentuklah gambaran Islam secara utuh, total.
Hal ini merupakan sebagian modal untuk memperoleh kembali pengertian yang utuh mengenai agama Islam sesuai dengan hukum syariat sebagaimana dicontohkan oleh Rosululloh SAW.
Dengan analogi kerangka berpikir (yang logis) seperti di atas, maka untuk mencari kejelasan aplikasi/penerapan hadis Abu Dawud no.2880 pada judul tulisan ini tersebut, perlu dicari dukungan atau hubungan dengan dalil naqli yang otentisitasnya lebih tinggi yaitu Kitab Suci al-Quran.
QS.Saba'(34)
37.Dan bukanlah hartamu dan juga bukanlah anak2 mu yang akan bisa mendekatkan dirimu pada suatu kedudukan /pangkat di sisi kami(Alloh), kecuali orang yang beriman dan beramal solih,(khusus bagi orang iman dan amal solih, maka harta dan anak2nya bisa mendekatkan/berpengaruh baik terhadap kedudukan orang tuanya yang sudah meninggal). Semuanya itulah pembalasan yang dilipatkan sebab apapun yang telah meraka amalkan dan mereka di dalam panggung yang aman(di surga).
38.Dan orang-orang yang berusaha melemahkan ayat kami(Alloh) (dengan tafsirannya sendiri, mendebat mengalahkan kemurnian kandungan ayat al-quran), mereka itu lah yang akan didatangkan kepada siksaan.
QS.Ali Imron(3):10
Sesungguhnya orang yang kufur (tidak percaya), harta maupun anak mereka tidak bisa sedikitpun menolak siksaan dari Alloh, dan merekalah sebagai bahan bakarnya api neraka.
QS.As-Syu'aro'(26)
88.(Hari kebangkitan/qiyamat) adalah hari/saat di mana anak dan harta tidak memberi manfaat (harta dan anak /ahli waris yang ditinggalkan tidak ada manfaatnya).
89.Kecuali orang yang datang kepada Alloh (meninggal dunia dipanggil Alloh) dengan hati yang menyerah (Islam/Iman)
QS.Fathir(35):18" Dan tidaklah bisa seseorang akan menanggung beban (tanggungan/dosa ) orang lain, dan jika seseorang diseru untuk menanggung beban dosa orang lain yang berat dosanya, maka tidak akan bisa ditanggung sedikit saja, meskipun yang menyeru itu adalah kerabatnya sendiri (anak ,orang tua, suami, istri dll)…..al-ayat"
Dari beberapa uraian di atas maka dapat diambil beberapa pengertian:
Nasib seseorang kelak di hari qiyamat/di sisi Alloh SWT adalah hanya tergantung pada individu/pribadi orang itu sendiri sebelum meninggal dunia.
Sedang pemberlakuan hadis Abu Dawud tentang 3 perkara di bagian atas tulisan ini, hanya sebagai tambahan, setelah syarat yang pertama terpenuhi yaitu selama hidup sebelum meninggalnya orang tersebut betul-betul sudah beriman / Islam = menyerah kepada Alloh SWT.
Pengertian QS.At-Thur (52):21 bahwa Orang yang beriman dan diikuti oleh anak turunnya yang juga beriman, maka Alloh akan mempertemukan pada derajat yang sama, (bahkan bisa mengikuti derajat anaknya yang lebih tinggi), dan Alloh tidak mengurangi derajat amalan salah satu di antara mereka. Dari semua pengamalan seseorang, maka diri orang yang beramal itulah yang akan menjadi tebusannya.
Dengan hanya mengandalkan tiga perkara, amal/sodakoh jariah, ilmu yang diambil manfaatnya, serta anak solih yang mendoakan, namun kalau hakikatnya seseorang itu belum Iman /Islam (sesuai dengan kualifikasi (ukuran) syari'at / ketentuan dari Alloh), maka penjabaran firman Alloh SWT di atas semoga dapat memberi gambaran yang jelas.
Syarat anak yang mendoakan orang tua.
Syarat berikutnya, agar doa sang anak bisa sampai kepada orang tua yang beriman, maka dari penelitian ayat-ayat al-Quran di temukan bahwa, anak tersebut juga anak yang sholih.
Tentu saja kriteria kesholihannya menurut ukuran standart dari Dzat yang mengabulkan / menyampaikan doa kepada alamat tujuan. Bukan lain hanyalah Alloh SWT.
QS.Ali Imron(3):113-114 = Tidaklah sama (di antara mereka) orang ahli kitab ada umat yang menetapi /konsekwen, mereka membaca kitab pada waktu malam(termasuk waktu yang lain), dan mereka bersujud (mengerjakan solat). Mereka beriman pada Alloh, serta hari akhirat, mereka memerintah kepada kebaikan mencegah yang mungkar, mereka berlomba-lomba/cepat-cepat dalam melakukan kebaikan, dan mereka itulah orang-orang yang sholih.
Sedangkan penjelasan Rosululloh SAW yang merupakan tafsiran dari ayat di atas ditemukan dalam al hadis Sunan Abu Dawud Juz 1 no.hadis 1453 bahwa" barang siapa yang membaca al-quran dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya (karena paham dan yakin maksudnya) , maka ke dua orang tuanya di hari qiyamat akan diberi mahkota, yang mana sinarnya lebih baik/terang dari pada sinarnya matahari di rumah dunia, seandainya(mahkota itu ) ada di kalangan kamu sekalian. Maka bagaimana persangkaan kamu terhadap orang yang mengamalkan al-Quran itu sendiri?"
Hadis tentang anak solih yang memintakan ampunan bagi ke dua orang tua (yang juga solih) dapat ditemukan dalam himpunan hadis ahkam hal.19/Riwayat Ahmad Juz 4 hal/no.hadis 242 sabda Rosululloh SAW " Sesungguhnya Alloh SWT niscaya mengangkat derajatnya hamba yang solih di surga. Hamba tersebut lalu (merasa heran karena sadar kenaikan derajatnya bukan atas amalannya sendiri) lalu berkata "wahai tuhanku bagaimana ini bagi saya (derajatnya naik)? Alloh menjawab "karena permohonan ampunan dari anakmu untukmu"
Dari beberapa ayat di atas juga dipadukan dengan al-hadis, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa yang dimaksud orang yang solih menurut Alloh adalah orang yang membaca kitab al-Quran /paham maksudnya dan mau mengamalkan secara murni dan konsekwen. Dengan keimanan/kesolihan yang sama antara orang tua dengan anaknya, maka orang tuanya secara automatis akan diberi bonus tambahan berupa mahkota kehormatan di hari qiyamat.
Aabila orang tua yang solih/beriman bisa memiliki anak yang juga solih /beriman, yang paham agama, pandai membaca al-quran, mengerti arti yang dibacanya sehingga bisa mengamalkan secara murni dan konsekwen, mau dan mampu amar makruf nahi mungkar/berdakwah, maka sungguh suatu kehormatan, kemulyaan yang sejati yang kelak dapat dibanggakan di hadapan Alloh.
Dengan mengikuti ketentuan hukum Alloh SWT sesuai uraian beberapa dalil al-quran dan al-hadis di atas maka Doa Anak Solih sebagai salah satu dari amalan yang terus mengalir/amal jariah, insyaAlloh akan terkabul. Amin.
Data lengkap penulis:
· Pengasuh Majlis Ta’lim Bina Istiqomah, Pringwulung, Kradenan, Srumbung, Magelang 
· Pengasuh TPQ Qurrota A'yun , Pringwulung, Kradenan, Srumbung, Magelang
· E-mail : febrar20@gmail.com
· Hp : 081393855313 , 087745580354 (WA)

Thursday, September 25, 2008

Info Kursus Gratis


Di sela-sela kejenuhan dan kepadatan memori pikiran manusia yang senantiasa dijejali ambisi duniawi, rasanya kian hari kian otak manusia serasa kian memanas.


Ada saatnya pikiran kita memerlukan penyegaran, refreshing, yang dapat menyegarkan lagi gairah hidup ini.


Kalau saja manusia dapat menyeimbangkan arah pemikirannya, maka hasrat tercapai kedua-duanya akan lebih besar harapan dapat tercapai. Kenyamanan hidup di dunia dan juga di akhirat kelak.



Ya, manusia dengan alam bawah sadar sudah mengakui dalam hati nurani, bahwa sesudah kebinasaan dunia ini, akan ada lagi episode kehidupan berikutnya, dan itulah kehidupan yang terakhir (akhirat).


Hati nurani, hati kecil ini sering kali membisikkan suara kecil kebenaran hakiki, suara kecil yang bersih dan suci ini adalah bawaan / bekal yang sengaja dipasang oleh Sang Pencipta Alam Dia lah Yang Maha Kuasa atss Segalanya, Alloh Subhanahu wa Ta'ala.


Namun sayang suara hati kecil/ hati nurani sering terabaikan, seakan tertutup oleh lumpur kotor nafsu duniawi, seakan jauh di dasar samudera. Sehingga sepak terjang kehidupan manusia tidak tidak jarang mengabaikan rambu-rambu Sang Pencipta.


Sekaranglah saatnya hati nurani kita, mari kita bina, kita cuci kembali agar bersih, agar hati kita bisa dengan cermat, tajam, teliti, dapat memilah dan memilih jalan keselamatan hidup kita.


www.binanurani.com sebuah getaran dari hati kecil manusia, menebarkan tool, panel pengetahuan serta berbagai seluk beluk tentang kehidupan makhluk di bumi dengan perubahan bentuk menuju muara terakhir, kehidupan akhirat.


Binanurani.com diformat sebagai sebuah wahana edukasi terbuka buat khalayak ramai, semoga kehadirannya dapat diambil manfaatnya.




Hari Wuryanto

www.binanurani.com

antowur@yahoo.com

(0274) 6661971

Monday, August 4, 2008

Menghilangkan Lengket Seterika

Seterika yang permukaanya terasa lengket karena terlalu panas atau bahan yang diseterika menempel pada permukaan seterika, tentu sangat mengganggu saat menyeterika.
Untuk menghilangkan lengket, coba.....Selengkapnya

Friday, May 23, 2008

Mencoba ke Selatan dengan Membawa Kereta ke Utara

Seorang bernama Ji Liang bertemu dengan seseorang di kereta yang menuju utara di kaki Gunung Taiban. “kalian mau ke mana ?” Tanya JI Liang.

Kusir yang mengemudikan kereta nampat tidak peduli dengan pertanyaan tadi, orang yang duduk di bagian belankang seperti orang pangkat / bangsawa menjawab “Ke negara Chu”. Ji Liang agak terpana kemudian

.....selengkapnya

Monday, May 19, 2008

Kesan dan Pesan system mengaji di forumqhita

“Dahulu selama belum tahu ada mengaji al-Qur’an dan Al-Hadis dengan dimaknai satu kata demi satu kata beserta keterangannya, baru mengaji secara umunya, gak pernah ada pemahaman hukum yang masuk ke dalam hati. Kalaupun ada ya sebatas sebagai pengetahuan.

Pada tahun 1988, saya diajak untuk mengikuti....

selengkapnya

Thursday, May 15, 2008

Manusia Belajar dari Laba-laba

Pernahkah Anda mengamati kehidupan laba-laba ?, lah... ngapain, emang gue pikirin, kaya gak ada kerjaan lain. Yah tapi mungkin dia punya kelebihan dibanding kita manusia!!

Betulkah, kelebihan dalam bidang apa?.


Laba-laba mampu membuat rumah/sarangnya 100 % mandiri !!

Oh ya mungkin benar juga, pernahkan Anda lihat dua ekor laba-laba atau lebih sambatan /join (arisan, sharing) atau gantian saling bantu membuat sarang.


Sementara manusia tak ada yang mampu 100 % mandiri dalam membuat ....selengkapnya

Saturday, May 10, 2008

CERMATI APA YANG DIKATAKAN, siapapun yang berkata

Assalamu’alaikum, Pak Kyai.

Saya punya seorang tetangga yang, menurut penilaian saya, ibadah ritualnya tidak tertib. Kadang-kadang dia sholat, kadang-kadang tidak. Malah beberapa kemaksiatan suka dia kerjakan. Tetapi sebagai seorang yang ditokohkan oleh masyarakat selengkapnya

Sekelompok Orang Buta Mencoba Menebak Gajah


Didatangkan seekor gajah kepada sekelompok orang buta, kemudian mereka disuruh menebak bentuk dari gajah tersebut.


Orang buta yang memegang telinga gajah mengatakan bahwa “gajah itu seperti kipas”, sedang yang memegang belalai mengatakan “tidak ,ia seperti pipa”.

Lain lagi orang buta yang sedang naik di atas gajah , mengatakan selanjutnya

Tuesday, May 6, 2008

Manfaat Mempelajari Ilmu Agama (point 2)

Utlubul ilma walau bis-shina fa inna tolabal ilmi fariidhotun ‘ala kulli muslim, inna malaaikata tadho’u ijnikhataha li tolibil ilmi rdhon bi ma yatlubu” Hadis Riwayat Ibnu abdil Barri.

Kamu semuanya mencarilah (mempelajari) ilmu (agama Islam) meskipun sampai di negeri Cina, maka sesungguhnya mencari ilmu adalah kewajiban bagi tiap-tiap orang Islam. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya (menghormat) terhadap orang yang mencari ilmu karena ridho dengan apa yang mereka cari”.

Ya, saking pentingnya mengaji meskipun sampai ke negeri China tetap diperintah berangkat. Setiap Muslim wajib mendalami agama Islam yang berpedoman pada al-Quran dan as-Sunah. Sesuatu yang wajib berarti harus dikerjakan sebagai konsekuensi orang yang mempunyai ikatan janji kepada Alloh untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.


Bersambung……….

Friday, April 11, 2008

Tanggapan Komentar 2

Afwan, mungkin ana salah, tetapi tidak ada salah jika ana menuliskan yang ana tahu:
setahu ana, kata jami'a dalam surat ini berarti semua, dan sudah disebutkan

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah.....

Tafsir jalalain:
103. (Berpegang teguhlah kamu dengan tali Allah) maksudnya agama-Nya (kesemuanya


Forumqhita menanggapi:


Kata “jamii’aa” pada ayat tersebut menurut Methode Belajar Ilmu Shorof dapat dijelaskan sbb:

Kata jamii’aa berasal dari fi’il (kata kerja) asli, jamanga (dibaca jama’a) berubah bentuk (tashrifan) yajma’u, jamii’aa = kumpul, mengumpulkan, dengan berkumpul.


Kalau dilihat menurut susunan hurufnya maka “jama’a” termasuk fi’il mujarrod yaitu fi’il yang yang masih dalam bentuk asli, belum berubah dan belum menerima huruf tambahan. Contoh lain hadhoro = hadir, fatakha=membuka dll.


Selanjutnya fi’il tsulasi mujarrod (terdiri tiga huruf) ini kemudian juga berubah kepada tidak hanya satu, dua wazan (macam) tetapi kemudian dikelompokkan menjadi 14 kelompok wazan.


Yang mempunyai wazan (ukuran/timbangan) fa’iilla adalah “jamii’aa” seperti pada dalil di atas.

Penjelasan secara definisi jamii’aa adalah mashdar fi’il tsulasi jama’a yang diartikan mengandung unsur “dengan cara ber….”

Jamii’aa = dengan cara berjamaah /berkumpul , dipimpin. Yaitu praktek melakukan ibadah secara bersama di bawah kepemimpinan.


Sedang untuk “menetapi Islam dengan keseluruhan” itu lebih tepat diterapkan untuk penjelasan QS.Al-Baqoroh (2) : 208 . “Hai orang iman masuklah ke dalam Islam dengan keseluruhan/kafah/totalitas. Sudah qhita jelaskan pada dalil ke 2 sebelumnya.

Jadi masing-masing ayat sudah mempunyai substansi secara spesifik, kecuali memang didukung tafsir yang menyertainya.

Semoga Bapak….. bisa memaklumi.

Manfaat Mempelajari Agama

Mendalami agama dengan memahami arti kata demi kata dari al-Quran dan al-Hadis, apa saja manfaatnya? Selengkapnya

Tamggapan Komentar 1

Tanggapan komentar ,April 2, 2008 3:36 PM

semangat tanpa kemampuan hanyalah mencelakakan diri sendiri.
kalo anda mengajak berjamaah dengan "imam" itu kan golongan anda, jangan menagatas namakan islam dech. pa lagi kalo buntutnya ke NII, perampok kelas teri.
saya berani bersaksi bahwa para Ulama yang t'lah menerjemahkan -makna- Al-Qur'an lebih ikhlas dan diberi taufiq-hidayah, jauh lebih pintar secara ilmiah dan amaliah dari pada kita yg cuma bisa ngomong.
hadapi kenyataan hidup aja dech men...

Maka forumqhita menanggapi sbb:

semangat tanpa kemampuan hanyalah mencelakakan diri sendiri.

Qhita bersangka baik (khusnudhon billah / positif thinking) bahwa siapapun yang mau bersungguh-sungguh,jalan kemudahan akan terbuka lebar. Kemampuan adalah pemberian Alloh SWT, laa khaula wa laa quwwata illa billah, tidak ada daya dan kekuatan /kemampuan kecuali dengan ijinNYA.

Banyak firman Alloh SWT dalam al-Qur’an yang menjelaskan bahwa kemudahan / kemampuan itu akan Alloh berikan kepada hambanya yang mau bersungguh-sungguh.

QS.Al-Qomar(54);17, 22, 32 “ Dan niscaya sungguh telah Kami (Alloh) mudahkan al-Qur’an sebagai peringatan (pelajaran) , maka adakah orang yang mau mengambil peringatan (pelajaran)? .

Coba bayangkan , Alloh SWT sudah menawarkan sampai 3 kali dalam surah yang sama.

Ada lagi pada QS.Alam Nasyroh(94):5, 6, “ Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesunggunya beserta kesulitan ada kemudahan” .

Setelah kita bersusah payah menembus kesulitan, barulah lorong menuju kemudahan dapat kita jumpai. Tapi kalau tidak mau melakukan, maka selama itu pula kesulitan masih menghadang kita.

QS.Al’Ankabut (29) :69 “ Dan orang-orang yang mempersungguh di dalam (jalan) Kami, maka sungguh akan Kami tunjukkan ke jalan Ku, dan sesungguhnya Alloh beserta orang yang berbuat baik”

Sesuatu yang sepertinya sulit, setelah dijalani ternyat bisa menjadi mudah, ya itulah agama, yang paling penting adalah “tahu caranya dan ketemu jalannya” semua ada ilmunya.

Sebab kalau agama itu sulit , hanya orang yang punya intelektualitas tinggi, sampai tidak bisa dipelajari oleh orang umu, maka akan banyak manusia yang sia-sia amalnya. Sedangkan Alloh SWT Maha Baik tidak akan men-sia-siakan perbuatan baik seorang hamba.

Dan menurut pengamatan, sampai sekarang ini tidak ada orang yang celaka hanya gara-gara karena kurang mampu mempelajari agama tetapi baru punya semangat saja.

Bukan begitu, jadi Bpk, Ibu, Saudara-saudara jangan takut untuk bersemangat dalam mempelajari agama, semoga Alloh melindungi, menolong orang yang bersemangat berbuat kebaikan, membimbing, dan menunjukkan ke jalanNYA. Amin

kalo anda mengajak berjamaah dengan "imam" itu kan golongan anda, jangan mengatas namakan islam dech.

Qhita butuh waktu yang relative luas untuk menerangkan masalah ini, karena perangkat dalilnya saling berhubungan satu sama lainnya. Lihat Doa Anak Solih, namun singkatnya bahwa justru Islam itu asalnya ya satu, sebagaimana Islam pada masa Rosululloh SAW, masa Kholifatul arba’ (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali) , pada masa itu Islam ya satu, berbentuk jamaah ( bersatu, terpimpin, terkoordinir).

Ini masalah syariat agama sebagaimana yang Alloh wasiatkan kepada rosul–rosul sebelum Rosululloh Muhammad SAW. Yaitu agar menetapi agama dan jangan berpecah-belah (tidak mau berjamaah).

pa lagi kalo buntutnya ke NII, perampok kelas teri.

Semenjak merancang konsep forumqhita sampai detik ini (saat Saudara membaca ini), tidak ada terbesit sedikitpun dalam pikiran qhita seperti yang Saudara sangka.

Qhita merupakan masyarakat yang menjadi sebagian aset bangsa, yang cinta tanah air bumi pertiwi, selalu mendapat nasihat /arahan agar kita sebagai warga Negara Republik Indonesia supaya selalu tunduk dan patuh kepada pemerintah yang sah berdasar Pancasila dan UUD 1945 dan berbudi yang luhur agar menjadi warga Negara yang baik. Kita dukung keutuhan NKRI.

Tapi qhita memaklumi kekawatiran Saudara, maklum mungkin berkaitan dengan trauma lama dengan NII, DI, TII, yang mungkin mempunyai persepsi bahwa untuk menegakkan syariat Islam harus dengan lebih dulu mengganti dasar negara menjadi Negara Islam dsb. Sayang mereka mantafsirkan Islam dari aspek (sudut pandang) yang sempit. Islam ini mulya, luhur janganlah disalahgunakan untuk kepentingan sesaat (duniawi) merebut kekuasaan / politik.

Hari gini ngomongin NII, enggak la yaw.

saya berani bersaksi bahwa para Ulama yang t'lah menerjemahkan -makna- Al-Qur'an lebih ikhlas dan diberi taufiq-hidayah,

Kata ikhlas itu kan berasal dari bahasa Arab , perubahan bentuk dari fi’il madhi ‘kholasho’ artinya murni, memurnikan.

Kalau murni ya bertarti apa adanya tidak ditambah, tidak dikurangi. Lha kalau sepotong kata saja artinya tidak disebutkan ya otomatis pengertiannya juga kurang sempurna, karena orang rata-rata hanya membaca terjemahannya saja tanpa menelusuri makna kata demi kata.

Ini belum menjangkau urusan tafsir (keterangan), sebab bagaimana kita bisa menafsirkan kalau ada penggalan kata yang justru mustahak/penting , malah hilang.

Maaf, sekali lagi Saudara amati baik-baik paparan arti kata demi kata pada S.Ali Imron 103 tersebut. Bedakan antara yang atas dan bawah ,silahkan buka Al-Qur’an dan Terjemahan milik Saudara, siapa tahu punya saya sendiri yang berbeda karena salah cetak, bagiamana??

Semoga Bapak-bapak Ulama yang dulu ikut menerjemahkan bisa ikut memberikan tabyin / klarifikasi mengenai masalah ini, supaya hati qhita plong tentang apa masalah yang sebenarnya terjadi pada waktu itu.

jauh lebih pintar secara ilmiah dan amaliah dari pada kita

Semua manusia sama kedudukannya di hadapan Alloh, sama-sama kita diberi akal, mata, telinga, perasaan, kita semua punya peluang untuk ikut berpartisipasi memberikan sumbangan pikiran yang berguna. “sebaik-baik kamu sekalian adalah yang (paling) bermanfaat orang lain”. Kebebasan berpendapat dijamin Undang-undang, ya kebebasan yang bertanggung jawab, terutama secara moral di hadapan Alloh.

yg cuma bisa ngomong.
hadapi kenyataan hidup aja dech men...

Ya Saudara betul sekali, Ilmu agama tidak baik hanya untuk bahan perdebatan, slogan, moto, justru dosa besar di hadapan Alloh apabila kamu berkata pada apa yang tidak kamu kerjakan (QS.Shof (61);3.

Harapan forumqhita suatu saat nanti bisa kita sampaikan beberapa hal yang bisa diamalkan secara konkrit.

Semoga



Monday, March 31, 2008

Permasalahan Al-Qur,an dan Terjemahnya Versi DEPAG RI


Dalil 3 : Al-Qur'n Surat Ali Imron (3) ;103


Saya membuka Kitab Suci Al-Qur’an milik saya sendiri yang sewaktu membeli memang tidak ada terjemahan, kemudian saya pelajari dengan dimaknai satu kata demi kata ditulis dibawahnya , sebagaimana terdapat pada gambar di atas.

Bacaan ayat (Arabnya) kalau dibaca berbunyi: “wa’ tashimuu bi khab’ lillaahi jamii’aa wa laa tafar roquu”…al-ayat*)

*) Al-ayah maksudnya masih ada ayat kelanjutannya.


Arti secara urutan kata demi kata menurut metode forumqhita sbb: Dan berpeganglah (berpegang teguhlah) kamu semuanya kepada tali (agama ) Alloh dengan cara berjamaah, dan janganlah kamu bercerai-berai (berpecah-belah)” Perhatikan dalil bagian atas.


Mungkin timbul pertanyaan mengapa forumqhita hanya membahas satu potong ayat saja tidak utuh, apakah tidak namanya merusak arti /maksud ayat secara keseluruhan?


Sebagaimana kita ketahui bahwa mendalami dasar ilmu agama dengan meneliti satu ayat demi ayat itu satu sama lain saling berhubungan secara terpadu/utuh, yang tentu saja memerlukan waktu dan ruang yang luas, namun kita bisa saja berhenti sejenak pada suatu komah, karena terbatasnya ruang dan waktu.

Potongan ayat yang kita bahas ini mungkin tidak ada sepertiga dari panjang keseluruhan ayat 103 Surat Ali Imron, tetapi sudah mempunyai pengertian tersendiri, jadi boleh saja kita berhenti di sini. InsyaAlloh waktu yang lain bisa kita lanjutkan, semoga.


Sekarang kita buka Kitab Al-Quran dan Terjemahnya.


Saya membuka 2 (dua) Kitab Al-Quran dan Terjemahnya.


Yang pertama adalah Al-Quran dan Terjemahnya yang diterbitan oleh PT.Karya Toha Putra (tetapi di bagian dalam sampul belakang) tertera CV. Toha Putra Jl.Kauman 16 Semarang.

Yang kedua yaitu Al-Quran dan Terjemahnya yang dilegalisasi oleh ‘Yang Mulia Syeikh.Saleh ibn ‘Abdul ‘Azaz ibn Muhammad Al Syeikh. Menteri Agama, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan Islam.Penaung Umum Al-Mujamma’ (Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd) Saudi Arabia. Kitab Terjemahan ini kemudian di bagikan kembali sebagai hadiah bagi Bpk, Ibu, Saudara kita (Indonesia) yang melaksanakan ibadah haji. Bagaiman dengan jamaah haji dari Malaysia, apakah juga diberi hadiah serupa, karena sama-sama rumpun Bahasa Melayu.


Dari dua buah Al-Qur’an tersebut kalau kita bandingkan ternyata kata pengantar, muqadimah dan isinya persis sama.

Saya tidak tahu persis mana yang lebih dulu ada? Karena saya belum mengetahui bukti secara otentik. Apakah PT.Karya Toha Putra Semarang yang meminjam master dan minta ijin cetak ulang ke Arab Saudi ?


Atau Yang Mulia Syeikh.Saleh ibn ‘Abdul ‘Aziz ibn Muhammad Al Syeikh selaku Menteri Agama, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan , Juga Penaung Umum Al-Mujamma’/Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, yang meminjam master dan minta ijin cetak ulang ke Indonesia , wa Allohu a’lam?.


Kita tidak akan membahas masalah itu, tapi forumqhita akan membahas isinya.


Kalau diamati lebih lanjut ternyata yang membedakan , pada Al-Quran dan Terjemahnya dari Saudi Arabia , terdapat KATA SAMBUTAN dalam bahasa Arab juga terjemahnya dalam bhs Indonesia , sedangkan yang diterbitan oleh PT.Karya Toha Putra terdapat Sambutan Menteri Agama RI. Lihat Sambutan Menteri Agama


Satu lagi yang membedakan adalah pada halaman “tanda tashih”.


Tanda tashih adalah lembaran yang membuktikan bahwa hasil penerjemahan/penafsiran oleh “dewan penerjemah” yang beranggotakan 10 orang (yang tertera pada kata pengantar), sudah diakui sah atau sohih atau betul-betul valid oleh LAJNAH PENTASKHIH MUSKHAF AL-QUR’AN.


Team ini terdiri seorang ketua dan seorang sektretaris dan beranggotakan 17 orang dan ditandantangani di Jakarta pada 15 Desember 1997 untuk Al-Qur’an dan Terjemahnya versi cetakan PT.Karya Toha Putra Semarang.


Sedangkan untuk Al-Qur’an dan Terjemahnya versi cetakan dari Saudi Arabia team Lajnah Pentashih Muskhaf Al-Qur’an terdiri seorang ketua dan seorang sektretaris dan beranggotakan 13 orang, ditandantangani di Jakarta pada 26 Maret 1990.

Karena isinya sama, maka dalam pembahasan di forumqhita ini sebut saja Al-Quran dan Terjemahnya versi DEPAG.


Pembahasan:

Pada hal.93 Surat Ali Imron (3) ayat 103 , terjemahan versi DEPAG maka terjemahan satu ayat secara keseluruhan sbb:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali(agama) Alloh, dan janganlah kamu bercerai-berai”.


Kalau artinya masing-masing suku kata kita pasangkan kembali kepada bhs Arabnya akhirnya menjadi dalil sebagaimana yang bagian bawah.


Nah, secara mudah begitu jelas terlihat bahwa arti potongan ayat “jamii’aa” menurut arti kata demi kata versi forumqhita yang artinya “dengan cara berjamaah” (dalil bagian atas), ternyata tidak ada artinya pada terjemahan versi Depag RI (dalil bagian bawah).


Sampai disini, saya (publisher) mengajukan ada 2 hipotesis (dugaan sementara yang perlu dicari kebenarannya dengan penelitian secara ilmiah lebih lanjut).


1.Hipotesis pertama :”Apakah karena memang terlewati dengan tidak sengaja?”


Kalau kita kembali mengamati pada Kata Pengantar Yayasan Penyelenggara Penerjemah / Pentafsir Al Qur’an yang diketuai oleh Prof.R.H.A.Soenardjo, SH dan ditandatangani di Jakarta, 1 Maret 1971, maka ada 10 (sepuluh) anggota dewan penerjemah, antara lain:


  1. Prof.T.M.Hasbi Ashshidiqi.(alm)

  2. Prof.H.Bustami A.Gani

  3. Prof.H.Muchtar Jahya

  4. Prof.H.M.Toha Jahya Omar.(alm)

  5. Dr.H.A.Mukti Ali

  6. Drs.Kamal Muchtar

  7. H.Gazali Thaib.(alm)

  8. K.H.A.Musaddad

  9. K.H.Ali Maksum.(alm)

  10. Drs.Busjairi Madjidi

Beliau-beliau inilah yang telah turut berjasa dalam melaksanakan tugas menterjemahkan Kitab Al Qur’an ke dalam bahasa Indonesia selama 8 tahun.

Lihat Kata Pengantar selengkapnya


Kita tidak meragukan lagi kemampuan mereka dalam disiplin keilmuan dalam konteks menterjemahkan al-Qur’an ke dalam bhs Indonesia. Namun juga sulit rasanya dipercaya kalau saja sampai ada satu potong kata bhs Arab bagian dari ayat yang terlewat tidak diterjemahkan. Karena beliau sudah meneliti selama 8 tahun.


Terlebih dalam Kata Pengantar disebutkan bahwa Al-Quran dan Terjemahnya ini isinya sama saja dengan jilid kesatu, kedua dan ketiga ditambah perbaikan-perbaikan terhadap beberapa kekeliruan-kekeliruan yang dijumpai.


Ironisnya, pada Kata Sambutan Al-Quran dan Terjemahnya yang dari Saudi Arabia juga disebutkan “ telah disahkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia dan telah diteliti oleh Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd.


Kenyataan yang sulit dipercaya !!


Ya, karena Arab Saudi yang nota bene sebagai pusat dan asal usul agama Islam juga meluluskan terjemahan yang terdapat kesalahan besar.


Tapi kalau memang benar-benar terlewati, di satu sisi mereka juga manusia yang dimaklumi mempunyai khilaf / kekurangan, benarkah demikian? Bagaimana pendapat sidang pembaca forumqhita yang saya hormati?


Semudah inikah terjadi kekeliruan dalam proses penterjemahan Kitab Suci yang dipakai sebagai acuan pedoman hidup, jalan keselamatan kaum muslim bangsa Indonesia?


2.Hipoteses kedua : “Apakah sengaja dilewati/disembunyikan artinya ?”


Apakah karena factor tertentu, sehingga terpaksa pihak Penyelenggara Penterjemah menyembunyikan arti kata ‘jamii’aa” yang maksudnya “dengan cara berjamaah”.


Kalau benar beliau-beliau dengan sengaja menyembunyikan arti tersebut, maka akibat apa yang akan mereka tanggung ?.


Maksud “jamii’aa” sebenarnya adalah dengan cara berjamaah, (silahkan konfirmasi ke pakar-pakar nahwu sharaf / tata bahasa Arab, kalau saya dianggap salah). Untuk menjelaskan maksud secara total, utuh jelas tidak mungkin dipaparkan di sini, tetapi paling tidak bisa diberikan gambaran sebagaimana “berjamaah” nya orang yang mengerjakan solat.


Solat berjamah yaitu mengerjakan suatu kegiatan solat secara bersama dengan dipimpin oleh pimpinan (imam dalam solat). Meskipun hanya dua orang juga sudah berarti berjamaah, yaitu ada imam dan ada makmum. Gerakan makmum mengikuti gerakan imam.


Berjamaah bukan hanya dalam arti berkumpul, bersama-sama, karena meskipun ada 10 orang bersama-sama solat di masjid, tetapi kalau tak ada imam (pemimpin) yang mengimami solat dan diikuti makmum, maka tetap saja bukan namanya solat berjamaah.

Berpegangan /berpegang teguh dalam menetapi Islam dengan berjamah dan jangan bercerai-berai (berpecah belah).


Semakin jelas dengan adanya kalimat berikutnya yaitu agar jangan berpecah belah”.


Kalau beliau-beliau sengaja menyembunyikan arti “jamii’aa” apa maksudnya?


Mulai Maret 1971 sampai sekarang Maret 2008, berarti sudah 37 tahun terjamah Alqur,an tetap bigitu adanya.

Berarti selama itu pula orang yang belajar mendalami / mengkaji ilmu agama dengan hanya dengan “membaca-baca sendiri” tidak akan faham maksud yang sebenarnya ayat 103 S.Ali Imron tersebut.


Meskipun yang dibaca adalah Kitab Suci Al-Qur’an tetapi kalau mendalaminya tanpa pendamping / bimbingan langsung dari yang benar-benar memahami, ya begini akibatnya, siapa yang bertanggungjawab?


Apapun metode penelitian nanti yang akan dilaksanakan (siapa yang peduli), maka kesimpulan sementara bahwa :


Al-Quran dan Terjemahnya versi DEPAG RI “ Bermasalah”


Ya, bermasalah, karena Beliau-beliau Bapak-bapak Penerjemah dan penafsir Al-Qur’an yang sudah dipercaya selama puluhan tahun, Kitab Al-Qur’an dan Terjemahnya dipakai acuan oreh ratusan, bahkan ribuan ulama, kiyai, mubaligh, ustaz juga lembaga pengajaran /(tarbiyah) Islam di Indonesia seperti pondok pesantren, madrasah, mulai ibtida’iah, tsanawiah, aliyah bahkan mungkin juga Universitas Islam Negeri (dulu IAIN), ternyata terdapat kesalahan dan saya menilai VATAL !!!.


Masih akan saya tambahkan di sini satu lagi Al-Qu'an dan Terjemahnya dalam Bahasa Inggris, saya pinjam dari adik saya yang beberapa kali pergi pulang kerja di kapal pesiar Amerika.


Pada halaman depan tertulis “ The Qur’an , Text, Translation and Comentary” by Abdullah Yusuf Ali. Bagian dalamnya penjelasan publisher “ Published by Tahrike Tarsile Qur’an, Inc. Publisher and Distributors of the Holy Qur’an 80-08 51st Avenue Elmhurst, New York 11373.


Menurut Tahrike Tarsile Qur’an, Inc versi Abdullah Yusuf Ali terjemahnya Surat Ali Imron (3);103 tersebut sebagai berikut : “ And hold fast, All together, by the rope (429) Which God (stretch out for you), and be not divided among yourselves,”



Pada bagian foot note dijelaskan :

429. The simile is that of people struggling in deep water, to whom a benevolent Providence stretches out a strong and unbreakable rope of rescue. If all hold fast to it together, their mutual support adds to the chance of their safety.



Melihat isinya juga tidak ada perbedaan yang signifikan, tetapi sudah mendekati kepada keutuhan makna karena ada "all together" = bersama-sama semuanya.

Meskipun sebenarnya makna "jamii'aa" itu tidak sekedar bersama-sama tetapi ada aspek kepemimpinan sebagaimana penjelasan solat di atas.

Tetapi Al-Qur'an dan Terjemahnya berbahasa Inggris versi Abdullah Yusuf Ali sedikit lebih baik dibanding versi DEPAG RI.


Bagaimana tanggapan rekan mahasiswa UIN (Universitas Islam Negeri)? PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an)?


Kalau betul begitu , subkhaanalloh !! Maha Suci Alloh,


Kemudian bagaimana sikap kita?


Saya , publisher (sebutan orang yang mempublikasikan), sama sekali tidak bermaksud mamancing polemik, membikin sensasi, apalagi memprofokasi, tetapi inilah apa yang menurut hemat saya perlu diutarakan. Sumbangan pemikiran untuk kembali menjaga kemurnian Kitabillah sebagai acuan, way of life, pedoman hidup menuju keselamatan dunia wal akhirat.


Insyaalloh saya niat karena Alloh SWT, ingin berbuat sesuatu kebaikan melalui pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki.


Saya tidak mengatasnamakan golongan, organisasi atau apapun, tetapi bertanggungjawab atas nama pribadi secara moral dihadapan Alloh SWT.


Untuk itu saya mohon kita semua bertindak secara arif dan bijaksana mensikapi masalah ini, bahu membahu , bertukar pikiran, mungkin ada lembaga yang akan menindaklanjuti temuan ini.


Atau sudah sama-sama dimaklumi tetapi diam saja / pura-pura tidak tahu.


Rekan-rekan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri , juga Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) atau apapun lembaga pendidikan, kiranya temuan ini mungkin bisa menjadi bahan penelitian yang menarik guna penyusunan tesis/tugas akhir.


Masalah ini adalah bidang Saudara-saudara (terutama) karena Saudara tentu mempunyai perangkat intelektualitas keagamaan dan memang bidang pemikirannya.


Kalau diperlukan insyaAlloh saya siap membantu sebatas kemampuan saya.

Beberapa saran saya, mungkin dilakukan konfirmasi kepada anggota penerjemah/penafsir Al-Qur’an , kemudian ditanyakan apa yang terjadi sebenarnya pada masa itu.


Hal itu kalau memungkinkan, kalau diantara beliau-beliau (maaf) masih hidup.

Kemudian setelah terbukti di mana letak kesalahannya, maka segera memohon ke DEPAG RI untuk mengadakan pengkajian ulang dan penelitian kembali terhadap semua Terjemah ayat-ayat yang lain dalan satu Al-Qur'an, dengan cara yang lebih akurat, jangan sampai terjadi kesalahan lagi.


InsyaAlloh kalau dipersungguh tidak sampai satu tahun, selesai.


Barulah dicetak ulang memalui penerbit yang mendapat kepercayaan


Tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita prihatin terhadap nasib Kitab Suci kita ini, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga kemurnian arti, pengertian serta kemurnian dalam amalan.


Namun juga saya mohon maaf apabila karena publikasi temuan ini, kemudian ada pihak-pihak yang tersinggung, tidak berkenan.


Semoga usaha kita di forumqhita mendapatkan manfaat dan bimbingan, pertolongan dan ridho Alloh SWT demi mengembalikan kemurnian Kitab Suci Al-qur’an yang akan kita tinggalkan untuk generasi bangsa Indonesia selanjutnya.


Amin !!



Hari Wuryanto

Ta’mir Majlis Ta’lim Al Jami’in Dsn.Pringwulung, Ds.Kradenan, Kec.Srumbung, Kab.Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.

E-mail ; hari_w67@yahoo.com

niriantoro@yahoo.com

Http://www.forumqhita.blogspot.com

Hp.: 081904129167

Kunjungi Kursus Gratis Makna Al-Quran al-Hadis, Mencari Arti Hidup

di www.binanurani.com


E-mail : binanurani@yahoo.com


Monday, March 24, 2008


Dalil 2, Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh (2) : 208


Arti keseluruhan dari urutan makna kata demi kata pada dalil tersebut sbb: “ Hai orang–orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara menyeluruh/kafah/totalitas, dan janganlah kalian mengikuti langkah/jalan syetan , sesunggunya syetan bagimu adalah musuh yang jelas”

Penjelasan :

Alloh SWT menyeru di dalam kitab Al-Quran kepada orang yang beriman (termasuk pada masa Rosulullow SAW mereka adalah orang Yahudi yang tergolong Ahli Kitab), seruan ini juga berlaku untuk manusia sepanjang jaman sampai hari kiamat.

Orang yang beriman adalah yang dalam hatinya percaya/haqul yakin minimal kepada rukun iman yang enam, jaman dulu sekolah di SD oleh Pak Guru disingkat LAH KAT TAB SUL KIR DAR (Alloh, Malaikat, Kitab, Rosul, Hari Akhir dan Qodar/taqdir).

Sedangkan definisi iman menurut al-Quran lebih banyak lagi dan bervareasi

Orang-orang yang iman/percaya diperintah oleh Alloh agar masuk ke dalam Islam secara kafah (Bhs.Arab) artinya totalitas, jangan setengah-setengah, jangan tanggung-tanggung.

Kata Islam sendiri juga Bhs.Arab dari perubahan bentuk/tasrif dari salama (fi’il madli), yusalimu / yaslamu (fi’il mudhori’) yang artinya, menyerah, menurut ,selamat.

Masuk / menetapi Islam secara totalitas berarti menyerah, menurut kepada Alloh SWT diawali dengan sanggup mengetahui/mencari tahu semua isi firmanNya yang telah tertuang di dalam muskhaf Kitab Suci al-Quran , serta mengetahui sunah/tuntunan Rosululloh SAW sebagai panduan /suri tauladan yang sudah tersusun rapi dan sistematis dalam Kitab-kitab al-hadis. Lihat juga Al-Quran dan al-Hadis

Misalnya, di dalam al-Quran terdapat 6666 konon, ( tetapi saya pernah menghitung jumlah ayat al-Qur’an ada 6237 ayat, mana yang betul? Wa Allohu a’lam). ya, semua kita pelajari ayat demi ayat , tidak pilih-pilih ayat tertentu saja.

Demikian juga mendalami al-hadis. Setelah dipelajari, hikmah Al-Qur’an dan hadis tersebut hendaklah kita amalkan se maksimal kemampuan berdasar se maksimal pengetahuan yang sudah diyakini.


Di dalam rangka mendalami dan mengamalkan Islam agar dikerjakan secara murni dan konsekwen jangan sampai terpengaruh oleh syetan yang memang sudah berikrar di hadapan Alloh SWT untuk menggoda manusia agar menjadi bala , kroni-kroninya, yang akan menjadi temannya di neraka jahanam.

Ya, karena memang realitanya banyak sekali faktor penghambat dari luar misalnya terbatasnya akses, transportasi, biaya, hambatan dari lingkungan kita dll, sedangkan factor penghambat dari dalam diri kita seperti rasa enggan, malas, rasa ketakutan, ragu-ragu, untuk mulai mendalami agama dll.

Syetan yang terwujud “minal jinnati wan nas” dari jin dan manusia, memang mengepung diri kita, mengganggu, menghambat, menakut-nakuti bahkan mengancam, agar kita tidak usah menentapi Islam yang kafah.

Namun Alloh SWT menegaskan bahwa syetan adalah musuh yang jelas bagi kita, kalau kita ikuti pasti akan mencelakakan kita.


Gambaran/ilustrasinya begini: kita disuruh masuk ke kolam dengan cara masuk kesemuanya / tenggelam (nyilem:Jawa), ya kita kerjakan. Karena didalam dasar kolam terdapat barang-barang berharga dan bermanfaat, kita disuruh mengambil untuk menjadi milik kita, hanya saja harus hati-hati dan pandai membedakan, karena juga ada barang berbahaya, benda tajam dsb.

Orang yang benar-benar sudah masuk dengan total, (nyilem) maka akan bisa bercerita bagaimana keadaan dasar kolam yang sebenarnya karena memang sudah merasakan sendiri. Berbeda dengan orang yang hanya masuk di kolam bagian tepi yang dangkal, dia akan bilang “katanya”karena belum melihat sendiri. Terlebih orang yang hanya melihat dari luar kolam, dia hanya jadi penonton yang kerjanya “berkomentar”.

Nah, melalui media ini saya mengajak kepada Pembaca yang saya hormati, diam-diam (maksudnya, orang lain bisa tidak tahu) dan pelan-pelan, mari bersama dengan saya, insyaAlloh akan saya tunjukkan bagaimana cara pelan-pelan memasuki kolam agar selamat, kita terhindar dari benda tajam, dan yang paling penting harus kita ingat “ kita akan mengambil benda berharga untuk menjadi milik kita, sedangkan waktu kita terbatas”.

Ada perasaan was was, takut, kawatir, akibat sampingan memasuki kolam secara total, tidak perlu ragu-ragu, bimbang, takut, karena kalau ada apa-apa, karena yang menyuruh adalah yang punya kolam pasti “bertanggungjawab”.

Pasang niat nawaetu dalam hati kita, dengan tidak ada rasa takabur sedikitpun, Insya Alloh kita bisa, juga mohon kiranya Alloh SWT masih memperpanjang kesempatan bagi kita.


Amin.

Saturday, March 22, 2008


Dari hadis di atas (hads 1) kalau dibaca bahasa Arabnya berbunyi” wa koola Aliyu karromallohu waj’hah “ man aroodad dun ya fa ‘alaihi bil ‘ilmi, wa man aroodal aachiroh fa ‘alaihi bil ‘ilmi , wa man arroda humaa fa ‘alaihi bil ‘ilmirowaahu ibnu ‘asaakir

Dari terjemahan masing-masing suku kata bhs Arabnya secara urut kita baca : Dan berkatalah Ali semoga memulyakan (siapa yang memulyakan=Alloh) pada wajahnya (Ali) : barang siapa menghendaki keduniaan maka pastilah atas dia ilmu, dan barang siapa menghendaki akhirat maka (pasti) atasnya ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya (dunia & akhirat , maka pasti atasnya ilmu. Meriwayatkan kepada hadis (siapa) Ibnu ‘asaakir

Keterangan : Yang dimaksud Ali adalah sohabat juga menantu Rosululloh SAW. Suami Fatimah putri Rosululloh SAW sendiri. Ali juga menjabat kholifah yang ke empat.

Yang di tulis merah adalah matan atau isi hadis, sedangkan yang ditulis biru adalah foot note atau catatan kaki yang menerangkan siapa yang menghimpun hadis tersebut.

Arti hadis secara keseluruhan adalah :” barang siapa yang menghendaki keduniaan (sukses, mapan, bahagia hidup di dunia) maka tentulah dengan ilmu pengetahuan (ilmu sekolah, ilmu berdagang dll) dan barang siapa yang menghendaki akhirat( sukses, mapan, bahagia , bisa masuk surga ) maka pasti dengan ilmu (pengetahuan tentang dasar agama yaitu Al-qur’an dan al-hadis), dan barang siapa yang menghendaki keduanya (sukses dunia akhirat) maka pasti dengan ilmu.

Nah, tidak sulit bukan !! , ternyata begitu mudahnya.

Untuk semakin memperjelas keterangan di atas bisa ditambah ilustrasi yang real kehidupan nyata sehari-hari.

Bahwa orang ingin sukses di masa depannya selama hidup di dunia saja, dari kecil didaftarkan sekolah TK, SD, SMU, Perguruan Tinggi agar kelak bisa menjadi pegawai misalnya, atau mendapat pekerjaan yang layak, meskipun pada kenyataan belum tentu demikian hasilnya, mengingat banyak faktor. Tetapi yang jelas pasti memerlukan ketrampilan dengan dasar pengetahuan. Atau kalau yang bekerja di sektor informal, meskipun tidak melalui pendidikan formal di sekolah, minimal harus menguasai ilmu /pengetahuan tentang apa yang akan dikerjakan.

Apalagi untuk mendapatkan kehidupan yang layak di akhirat, ya tentu saja harus mengerti cara/ jalan yang akan diamalkan yang mana ilmu kesemuanya itu sudah begitu jelas gamblang termaktub dalam Kitabillah (al-Qur’an dan Sunah/tuntunan Rosululloh SAW).

Suatu keadaan yang pasti dihadapi setiap makhluk hidup bernama manusia, adalah kematian sebagai pintu pemisah antara alam dunia dan alam akhirat.

Apa dan bagaimana nasib yang akan kita alami kelak, ikuti terus

Sunday, March 16, 2008


1 (satu) Set Kitab Muchtarul Adilah (Kumpulan Dali-dalil) yang dipetik dari Al-Qur'anul Karim dari Kitab-kitab Hadis:
1.Shohih Bukhori
2.Shohih Muslim
3.Sunan Abu Dawud
4.Sunan Tirmidzi
5.Sunan Nasai
6.Sunan Ibnu Majah
7.Musnad Achmad bin Hambal

What is blogging?

Blogging is a way of collecting links to webpages and sharing thoughts and ideas with people online.

Blogs (or Weblogs) are basically online journals or diaries which are great for sharing information and ideas.

Blogger.com says:
"A blog is a personal diary. A daily pulpit. A collaborative space. A political soapbox. A breaking-news outlet. A collection of links. Your own private thoughts. Memos to the world."
As well as text, blogs often contain audio, music, images and video.
They're also really easy to make, so you can have one even if you aren't very technical.
Anything can be posted instantly to a blog.

Why Blog?

Surfing's no fun if you can't tell people what you've found.
How many times have you sent e-mails to your mates with the address of a particularly interesting web page, annotated with your own hilarious comments?
Wouldn't it be good to get your own web page where you could publish these comments, plus the links you find, turn it into a daily journal of thoughts and ideas and make the whole thing available to the world?
Well now you can, and if you do, you'll be joining the phenomenon that has become 'blogging'.
The history of blogs
Blogging has become something of a big thing in the last few years, and some of the biggest and best known weblogs attract the kind of traffic that even big name e-commerce sites would be jealous of.
Weblogs are more than pages of links - they tend to reflect the personalities of their owners. They are personal web pages, updated very often.
They are the product of their owners' imaginations, interests and wit, and it's probably this personal touch which has made them so popular, especially for political issues.
The word 'weblog' was coined by Jorn Barger, owner of the long-established and extremely popular Robot Wisdom weblog. You can get a lot more about the history of weblogs from his site at
robotwisdom.com

Also try del.icio.us if you want to make sharable lists of websites.

Learning English - Words in the News

Bear convicted of stealing honey

A court in Macedonia has convicted a bear of theft and criminal damage for stealing honey from a beekeeper. However, there was an empty dock, and no handcuffed bear. This report from Paddy Clark:
Listen to the story
The case was brought by an exasperated beekeeper after a year of vainly trying to protect his beehives from the marauding bear.
For a while, he kept the animal away by buying a generator, lighting up the area, and playing thumping Serbian turbo-folk music. But when the generator ran out of power and the music fell silent, the bear was back and the honey was gone again.
The beekeeper decided to go to law, and the bear was tried in absentia. The court agreed he had a case and found the bear guilty. But because the animal had no owner and belonged to a protected species, it ordered the state to pay for the damage.
The bear, meanwhile, remains at large -- somewhere in Macedonia.
Paddy Clark, BBC
Listen to the words
exasperated very annoyed/angry
vainly unsuccessfully
thumping Serbian turbo-folk musicvery loud music with a strong beat and of a particular style (we’re not entirely sure what Serbian turbo-folk music sounds like, perhaps you could email us and let us know)
ran out of powerdid not have any fuel left to keep it working
the music fell silentthe music stopped
to go to lawto ask a court to make a decision about something
the bear was tried in absentiathe bear’s guilt or innocence was decided without the bear being in court
a casean issue that needs to be decided in a court of law
found the bear guiltydecided the bear was responsible for the damage (at the end of the official legal enquiry)
remains at largeis still free and living somewhere in the country