Dari hadis di atas (hads 1) kalau dibaca bahasa Arabnya berbunyi” wa koola Aliyu karromallohu waj’hah “ man aroodad dun ya fa ‘alaihi bil ‘ilmi, wa man aroodal aachiroh fa ‘alaihi bil ‘ilmi , wa man arroda humaa fa ‘alaihi bil ‘ilmi” rowaahu ibnu ‘asaakir
Dari terjemahan masing-masing suku kata bhs Arabnya secara urut kita baca : Dan berkatalah Ali semoga memulyakan (siapa yang memulyakan=Alloh) pada wajahnya (Ali) : barang siapa menghendaki keduniaan maka pastilah atas dia ilmu, dan barang siapa menghendaki akhirat maka (pasti) atasnya ilmu, dan barang siapa yang menghendaki keduanya (dunia & akhirat , maka pasti atasnya ilmu. Meriwayatkan kepada hadis (siapa) Ibnu ‘asaakir
Keterangan : Yang dimaksud Ali adalah sohabat juga menantu Rosululloh SAW. Suami Fatimah putri Rosululloh SAW sendiri. Ali juga menjabat kholifah yang ke empat.
Yang di tulis merah adalah matan atau isi hadis, sedangkan yang ditulis biru adalah foot note atau catatan kaki yang menerangkan siapa yang menghimpun hadis tersebut.
Arti hadis secara keseluruhan adalah :” barang siapa yang menghendaki keduniaan (sukses, mapan, bahagia hidup di dunia) maka tentulah dengan ilmu pengetahuan (ilmu sekolah, ilmu berdagang dll) dan barang siapa yang menghendaki akhirat( sukses, mapan, bahagia , bisa masuk surga ) maka pasti dengan ilmu (pengetahuan tentang dasar agama yaitu Al-qur’an dan al-hadis), dan barang siapa yang menghendaki keduanya (sukses dunia akhirat) maka pasti dengan ilmu.
Nah, tidak sulit bukan !! , ternyata begitu mudahnya.
Untuk semakin memperjelas keterangan di atas bisa ditambah ilustrasi yang real kehidupan nyata sehari-hari.
Bahwa orang ingin sukses di masa depannya selama hidup di dunia saja, dari kecil didaftarkan sekolah TK, SD, SMU, Perguruan Tinggi agar kelak bisa menjadi pegawai misalnya, atau mendapat pekerjaan yang layak, meskipun pada kenyataan belum tentu demikian hasilnya, mengingat banyak faktor. Tetapi yang jelas pasti memerlukan ketrampilan dengan dasar pengetahuan. Atau kalau yang bekerja di sektor informal, meskipun tidak melalui pendidikan formal di sekolah, minimal harus menguasai ilmu /pengetahuan tentang apa yang akan dikerjakan.
Apalagi untuk mendapatkan kehidupan yang layak di akhirat, ya tentu saja harus mengerti cara/ jalan yang akan diamalkan yang mana ilmu kesemuanya itu sudah begitu jelas gamblang termaktub dalam Kitabillah (al-Qur’an dan Sunah/tuntunan Rosululloh SAW).
Suatu keadaan yang pasti dihadapi setiap makhluk hidup bernama manusia, adalah kematian sebagai pintu pemisah antara alam dunia dan alam akhirat.
Apa dan bagaimana nasib yang akan kita alami kelak, ikuti terus
1 comment:
semangat tanpa kemampuan hanyalah mencelakakan diri sendiri.
kalo anda mengajak berjamaah dengan "imam" itu kan golongan anda, jangan menagatas namakan islam dech. pa lagi kalo buntutnya ke NII, perampok kelas teri.
saya berani bersaksi bahwa para Ulama yang t'lah menerjemahkan -makna- Al-Qur'an lebih ikhlas dan diberi taufiq-hidayah, jauh lebih pintar secara ilmiah dan amaliah dari pada kita yg cuma bisa ngomong.
hadapi kenyataan hidup aja dech men...
Post a Comment